Semua bagian tubuh tuna mempunyai manfaat dan bernilai ekonomi. Mengacu publikasi Secretariat of the Pacific Community tahun 2014 dalam industri pengolahan tuna rata-rata hanya 50% bagian tubuh tuna dimanfaatkan lansung untuk kosumsi seperti fillet (loin) dan bahan baku tuna kaleng. Sedangkan sisanya kepala (18%), kulit+fillet non daging (14%), tulang (8%), insang+jeroan (8%) menjadi limbah industri pengolahan tuna.

Khusus industri tuna di Bitung, bagian kepala, insang dan jeroan diolah menjadi masakan tradisional yang banyak dipasarkan di Manado dan Bitung. Jika digabung dengan daging tuna, bagian tubuh tuna yang dimanfaatkan di Bitung mencapai 76 %. Sedangkan 24 % nya yakni kulit, tulang dan sirip diolah menjadi tepung ikan untuk bahan pakan ternak .

Hanya sekitar 50 % bagian tuna dapat dikosumsi, sisanya menjadi limbah

Indonesia sebagai negara produsen tuna terbesar, tentunya suatu potensi ekonomi menjanjikan jika limbah dari industri tuna diolah menjadi produk yang mempunyai nilai tambah lebih. Salah satu tempat potensial dikembangkan untuk industri bioteknologi pengolahan perikanan adalah Bitung, dengan rata-rata pendaratan tuna 150 ton perhari di PPS Bitung, setidaknya tersedia bahan baku sekitar 36 ton yang dapat diolah untuk produk nutrisi dan farmasi kelautan .

Silahkan berinventasi di PPS Bitung….. .