Kota-kota Moroko memiliki warna khas masing-masing. Misalnya, biru identik dengan kota Chefchaun atau Fez, merah untuk Marrakech sedang putih untuk kota-kota pantai berhadapan dengan Samudera Atlantik seperti Casablanca dan Tangier.

Putih memang mendominasi banyak bangunan di Tangier, terutama Kota Tua Medina yang diperkirakan telah dihuni sejak 2.500 tahun yang lalu. Letaknya yang strategis, berada pada jalur perdagangan di Laut Mediterania dan Samudera Atlantik serta menjadi pintu masuk ke Benua Eropa dari Afrika, membuat kota ini semarak dari percampuran budaya. Kota tua ini begitu kaya dengan beragam aroma, tekstur dan warna. Mulai dari arsitektur bangunan, desain interior, karpet, perhiasan, pakaian hingga kerajinan kulit. .

Kota ini juga kaya akan β€œras” yang merwarnai penduduk Tangier saat ini. Di tempat ini selama berabad-abad menjadi titik pertemuan orang-orang Afrika, Eropa dan Asia. Perkawinan silang terjadi antara penduduk asli Afrika Utara ber-etnis Berber dengan pendatang dari Timur Tengah,  bangsa Romawi hingga kolonial Perancis dan Spanyol. Jadi, tidak heran kita akan bertemu dengan orang Moroko dengan rambut dan mata coklat, perempuan dengan rambut pirang atau pria berkulit gelap bermata biru atau hijau. 

Mosaik peninggalan Islam banyak di temukan di lorong-lorong sempit Kota Tua Medina yang didominan berwarna putih

Menjelajahi lorong-lorong sempit Kota Tua Medina, berbagai warna melekat pada keramik dinding atau lantai rumah bahkan daun pintu dan jendela. Masjid dan bangunan kerajaan yang dibalut dengan keramik bermosaic 6 warna yakni ; putih, hijau, biru, merah dan coklat kekuningan. Setiap warna memiliki makna tersendiri, yakni putih : lambang kemurnian, martabat dan kebijaksanaan. Hitam sebagai simbol kegelapan atau melawan setan. Hijau menunjukan kesuburan dan kesejahteraan. Biru sebagai tanda ketenangan, ketidakterbatasan dan kedamaian. Merah sebagai lambang mengusir setan , sedang kuning kecoklatan mewakili titik akhir atau semua akan ada akhirnya .

Itulah Tangier, kota yang tumbuh dan berkembang dari percampuran unsur alam, manusia dan spiritual. Warna-warna dominan tersebut mewakili 3 unsur, seperti kuning kecoklatan berasal dari pasir Gurun Sahara, hijau adalah warna dari Islam, biru adalah refleksi dan instropeksi (warna dari kota tua Fes), hitam diduga mewakili populasi kulit hitam dan putih adalah kemurnian.

Kota Tua Medina berada di jantung Kota Tangier, kawasan yang didominasi berwarna putih ini telah dihuni sejak 2.500 tahun yang lalu.

Buah Zaitun

Tempat ekosotis di Tangier bagi travaller  adalah pasar tradisional di Kota Tua Medina. Ditempat ini pakaian warna-warni bercampur dengan beragam aroma dan rempah, ramuan dan buah-buahan. Pada rak-rak toko, daun bunga mawar disanding dengan minyak argan, dupa, hamman (sejenis sabun Moroko), dan beragam minyak nabati dari ekstrat bunga. Selain itu, tas kulit dan topi wol beragam warna digantung membuat toko-toko di pasar tradisional Moroko menjadi semarak.

Salah satu yang mencolok disini adalah kios-kios yang menjual buah zaitun. Tingkat kematangan buah zaitun ditandakan dengan warna buahnya. Warna gelap seperti ungu dan hitam menandakan buah cukup matang, sedangkan hijau merah dan coklat muda dalam proses matang.

Hampir setiap rumah-rumah di Moroko terdapat bahan baku masakan tradisional yakni minyak zaitun dan buah zaitun. Keduanya menjadi bahan utama atau campuran masakan tradisional Moroko. Pada saat sarapan pagi, dioleskan pada roti dan pancakes, saat makan siang menjadi hidangan pembuka , sedangkan sore hari Bersama roti sebagai teman minum kopi atau teh mint, akhirnya pada malam sebagai campuran hidangan utama makan malam. .

Beragam buah zaitun dijual pedagang pasar tradisional Tangier di Grand Soho, warna buah zaitun bergantung tingkat kematangannya. 

Rempah Rempah

Keahlian meracik puluhan jenis rempah asli Moroko yang didatangkan dari belahan negara lain telah menjadi warisan turun temurun penduduk Moroko. Salah satu formulasi perpaduan rempah yang terkenal adalah β€œ Ras El Honouth β€œ. Ramun ini mirip perpaduan rempah yang terkenal dari India yakni Garam Masala. Dalam ramuan Ras El Honouth, rempah yang digunakan adalah kapulaga, cengkeh, kayu manis, lada, pala, paprika, jahe, bawang putih dan banyak lainnya. Tidak ada standar jumlah jenis rempah untuk menghasilkan Ras El Honouth, bisa 20 jenis rempah atau bahkan lebih dari 30 jenis rempah. Kombinasi setiap perpaduan rempah akan menghasilkan Ras El Honouth dengan warna warna yang berbeda. 

Rempah-rempah yang di jual di Pasar Tradisional Tangier tidak hanya dari Moroko tetapi juga didatangkan dari berbagai tempat di belahan dunia.

Kain wool dan katun tradisional yang dipanjang sepanjang lorong-lorong Kota Tua Medina yang masih menggunakan pewarna alami dari extract kayu, daun, sayuran dan buah-buahan. Warna kuning misalnya berasal dari extract pohon apel, pear atau cherry atau bunga chamomile atau buah nenas. Sedangkan warna merah berasal dari tanaman oppium, hijau dari daun pakis, hitam kulit kayu oak dan ungu dari buah blueberry.

Proses pewarnaan kain woll dan katun dikerjakan secara tradisional, yakni merebus extract berupa tepung atau bongkohan perwarna dengan air secukupnya dan didinginkan semalaman. Selanjutnya adalah meredam beberapa saat kain woll atau katun kedalam rebusan tersebut dan dikeringkan diterik matahari. .

Perwarna alami banyak dijual di pasar tradisinal di seluruh Moroko dan digunakan sebagai pewarna textil. Umumnya berasal dari extract pohon, daun dan buah-buahan.