SELAT PANJANG, KOTA  DAMAI DI PESISIR TIMUR SUMATERA

Sejak dulu , Kota Selat Panjang telah dikenal sebagai bandar perdagangan yang sibuk di pantai timur Sumatera. Kota ini telah ada sejak Kesultanan Siak Sri Indrapura berkuasa di daratan Riau, menurut catatan sejarah di bangun pada awal abad 18 an.
Saat ini kota ini juga berkembang sebagai tempat transit perjalanan dari Riau daratan ke Kepulauan Riau dengan menggunakan jalur laut. Setiap hari puluhan ferri cepat singgah di kota ini, sehingga menjadikan saah satu kota kabupaten tersibuk di Riau

Ibu kota Kabupaten Meranti merupakan kota majemuk baik dari etnis dan keyakinan, yang sebagian besar berasal dari suku melayu dan tionghoa.  Pada rangkaian perayaan Imlek, banyak warga tionghoa dari berbagi penjuru kembali ke Selat Panjang untuk mengunjungi leluhurnya.

Salah satu atraksi wisata yang terkenal adalah perabf air atau festival Cian Cui yang telah menjadi unggulan wisata selat panjang dan dinobatkan wisata populer pada Anugerah Pesona Indonesia tahun 2018.

Kota dagang Kesultanan Siak

Awalnya Sultan Siak VII membangu Kota Selat Panjang Panjang untuk menahan serangan Kesultanan Sambas yang diduga bersekutu dengan Belanda. Namun dalam perkembangannya kota ini menjadi pusat perdagangan di Pantai Timur Sumatera.

Ibu Kota Kepulauan Meranti

Kota Selat Panjang adalah ibu kota Kabupaten Kepulauan Meranti, pada tahun 2009 mekar dari induknya Kabupaten Bengkalis Riau.

Penduduk Beragam

Penduduk Kota Selat Panjang cukup beragam yang didominasi oleh suku Melayu dan Tionghoa. Kota ini tercatat sebagai pintu masuk keturunan Tionghoa kedaratan Sumatera, salah satu peninggal klenteng tertua di Sumatera adalah Hoo Aaan Kiong.  

Terkenal dengan Mie Sagu Selat Panjang

Kabupaten Meranti adalah salah satu penghasil sagu di Indonesia. Salah satu kuliner yang terkenal adalah Mie Sagu Selat Panjang yang telah menjadi makanan tradisonal asal Riau.