Akhir maret yang lalu Reportlingker.com mempublikasikan Laporan “ Global Tuna Fish Market Size, Forecast 2023 sd 2028” dimana perdagangan tuna pada pasar global lima tahun kedepan akan mencapai US $ 42.63 Billion atau setara Rp. 597 miliar dengan kurs Rp.14.000.

Semakin bergairah dan tingginya permintaan tuna kedepanya dipengaruhi oleh (1) tingginya kebutuhan pangan, termasuk seafood seperti tuna (2) tuna dapat diolah menjadi makanan siap saji,(3) tuna dalam kemasan kaleng (ready to eat food) dan dapat disimpan dalam jangka panjang hingga 3 tahun (4) perubahan gaya hidup dam bertambahnya populasi masyarakat menengah ke atas dibanyak negara yang bersedia mengeluarkan uang lebih untuk mengkosumsi tuna segar dan beku, (5) pengaruh sosial media yang banyak memuat konten menu dan manfaat tuna bagi kesehatan.

Peluang ini tentunya harus dimaksimalkan bagi Indonesia yang tahun 2022 lalu menguasai 15 % produkai tuna global dan yang menjadi yang terbesar. Posisi geografis yang menguntungkan diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik merupakan tempat spawning ground dan migrasi tuna menjadi keuntungan tersendiri untuk tetap menjadikan indonesia sebagai produsen tuna terbesar dunia. Keterlibatan Indonesia di berbagai Organisasi Perikanan Regional dan perluasan akses pasar ke Uni Eropa; Jepang, Timur Tengah dan Amerika Serikat tentunya akan membuat kita sebagai pemain utama tuna global

Tahun 2022 lalu, Indonesia menguasai 15 % produksi tuna global dan yang menjadi yang terbesar.