Alga adalah nenek moyang seluruh tumbuhan yang ada di bumi saat ini, bahkan  mereka telah ada sejak 1 miliar tahun yang lalu. 

Baru-baru ini, peneliti dari Darmouth College dan Yale University menemukan fosil yang lebih tua dari yang pernah diteliti saat ini. Fosil tersebut disebut Proteracladus antiquus yang  hidup 1 miliar tahun yang lalu. Panjangnya tidak lebih dari 2 mm, namun berperan penting menghasilkan oksigen melalui photosintesis. 

Penemuan tersebut berbeda dengan hasil sistem pemodelan komputer. Hasil modeling komputer berdasarkan jam molekular mengindikasikan bahwa aktivitas photosintesis meningkat pada periode Paleoproterezoic, berkisar antara 2,5 miliar hingga 1,6 miliar tahun yang lalu. Hasil perhitungan juga menunjukan bahwa photosintesis juga meningkat pada periode Crygenia, yakni antara 720 juta hingga 635 tahun yang lalu.

Berkat temuan peneliti Darmouth College dan Yale University tersebut, para peneliti semakin yakin bahwa photosintesis tumbuhan-tumbuhan tersebut adalah tumbuhan hijau (dalam bahasa latin viridiplantae) yang ada saat ini.

Bentuk sel cabang dan struktur akar Proteracladus antiquus berbeda dengan alga yang ada saat ini. Namun keberadaanya sangat penting bagi ekosistem kuno, seperti penghasil oksigen, penyedia makanan dan tempat berlindung  berbagai organisme lainnya.

Kehidupan di bumi bergantung pada phosintesis tumbuhan dan alga, dan tumbuhan hijau yang ada saat ini baru ada sekitar 450 juta tahun yang lalu. Sehingga fosil ini membuktikan bahwa alga telah memainkan peran penting bagi kehidupan di laut sebelum mereka meng-ekspansi daratan.

Walaupun demikian, tidak semua peneliti sepakat bahwa alga berasal dari laut kuno. Beberapa diantarnya masih memperdebatkan asal muasal mereka tumbuh, sebagian berpendapat berasal dari sungai dan danau baru menjelajah ke dareatan dan laut.

Status alga hijau sebagai fosil tertua juga masih diperdebatkan, sebagian beranggapan alga merah sudah ada sejak 1 miliar tahun yang lalu dengan nenek moyang berbeda. Namun demikian temuan fosil hijau ini dapat membantu mengisi gap tentang evolusi kehidupan yang komplek.

Taman Alga di Pantai Lot Bali

Menempuh sekitar 1,5 jam dari Kuta, kita menemukan pantai berbatu di Tanah Lot Bali. Pantai ini terbentuk dari batu yang tidak mudah tergerus erosi akibat serangan gelombang.

Pengerusan hanya akan terjadi akibat pelapukan batuan dan proses geologi lainnya dalam waktu yang lama. Kawasan pantai berbatu umumnya padat makrooraganisme dan mempunyai keragaman hayati yang tinggi.

Pada bagian atas (a high shore) pantai berbatui umumnya ditumbuhi organime seperti alga yang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Alga ditemukan disepanjang pantai berbatu Tanah Lot, terutama ketika surat terendah, jenisnya adalah Enteromorpha flexuosa.

Ciri umum Enteromorpha flexuosa Ciri adalah thallusnya yang berbentuk seperti filamen panjang mencapai 6 hingga 15 cm, berbetuk tabular dengan rongga di bagian tengahnya atau kadang-kadang kedua sisi thallusnya menenpel satu sama lain, tidak bercabang, menempel pada substreat dengan menggubakan holdfast pada bagian pangkal thallus.

Hamparan Alga pada Saat Surut Terendah di Pantai Batu Tanah Lot Bali
Alga memainkan Peran Penting Bagi Penyedia Oksigen Melalui Photosintesis, Sumber Makan dan Berlindung Berbagai Organisme di Pantai.
Alga Jenis Enteromorpha flexuosa Tumbuh Subur di Pantai Berbatu Tanah Lot Bali

————

Tulisan ini sebagian mengutip Artikel ” Billon Year Old Algae is An Ancestor of All Plants  on Earth pada blog livescience.com,  berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan Nature Ecology and Evaluation.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here